Banjir rob yang melanda Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, pada Jumat, 10 Januari 2025, telah menyebabkan dampak signifikan bagi masyarakat setempat. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan bahwa sebanyak 1.010 kepala keluarga (KK) terdampak akibat banjir yang menggenangi dua desa, yaitu Desa Depok dan Desa Blacanan, di Kecamatan Siwalan. Kejadian ini menyoroti pentingnya kesiapsiagaan dan penanganan bencana di daerah rawan banjir.

Penyebab Banjir

Banjir rob ini disebabkan oleh kombinasi antara pasang air laut yang tinggi dan hujan dengan intensitas yang cukup lebat. Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menjelaskan bahwa kondisi ini mengakibatkan 717 unit rumah terendam, dengan rincian 315 unit rumah di Desa Depok dan 402 unit rumah di Desa Blacanan. “Ketinggian muka air bervariasi antara 15 hingga 40 sentimeter,” ungkap Abdul dalam keterangan resminya.

Kondisi ini diperburuk oleh faktor geografis Pekalongan yang terletak di pesisir utara Pulau Jawa, sehingga sangat rentan terhadap banjir rob. Selain itu, perubahan iklim yang menyebabkan peningkatan permukaan air laut juga berkontribusi terhadap frekuensi dan intensitas banjir rob di wilayah tersebut.

Dampak dan Penanganan

Akibat banjir ini, banyak warga yang terpaksa mengungsi dan kehilangan akses terhadap kebutuhan dasar. BPBD Provinsi Jawa Tengah dan Kabupaten Pekalongan telah melakukan penanganan darurat di wilayah terdampak. Tim dari BPBD terus memantau situasi dan memberikan bantuan kepada warga yang membutuhkan.

Abdul Muhari juga menambahkan bahwa pihaknya berupaya untuk melakukan asesmen lebih lanjut untuk menentukan langkah-langkah yang diperlukan dalam penanganan bencana ini. “Kami akan terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk memastikan bantuan dapat segera disalurkan kepada masyarakat yang terdampak,” katanya. Bantuan yang diberikan mencakup makanan, air bersih, dan kebutuhan dasar lainnya untuk membantu meringankan beban warga yang terdampak.

Banjir di Wilayah Lain

Selain banjir rob di Pekalongan, BNPB juga melaporkan bahwa banjir terjadi di Kabupaten Cilacap. Di Cilacap, dua desa, yaitu Desa Cilongkrang dan Desa Mekarsari, juga mengalami banjir akibat luapan air sungai. Banjir di Cilacap ini berdampak pada 50 KK atau sekitar 200 jiwa, serta menggenangi area persawahan seluas 65 hektare. Hal ini menunjukkan bahwa bencana banjir tidak hanya terjadi di Pekalongan, tetapi juga di daerah lain yang berpotensi mengalami masalah serupa.

Tanggapan Masyarakat

Masyarakat setempat menunjukkan kepedulian dan solidaritas dengan saling membantu satu sama lain. Banyak warga yang terlibat dalam kegiatan kerja bakti untuk membersihkan lingkungan dan membantu mereka yang terkena dampak. “Kami saling membantu untuk membersihkan rumah dan lingkungan dari genangan air,” ujar salah satu warga setempat.

Kegiatan gotong royong ini mencerminkan semangat kebersamaan yang kuat di antara warga, meskipun mereka menghadapi kesulitan akibat bencana. Selain itu, beberapa organisasi non-pemerintah (NGO) juga turun tangan untuk memberikan bantuan dan dukungan kepada masyarakat yang terdampak.

Upaya Mitigasi dan Kesiapsiagaan

Banjir rob yang melanda Pekalongan dan daerah sekitarnya menjadi pengingat akan pentingnya kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana alam. Pihak berwenang diharapkan dapat terus meningkatkan upaya mitigasi dan penanganan bencana untuk melindungi masyarakat dari dampak yang lebih besar di masa depan.

Pemerintah daerah juga diharapkan untuk melakukan evaluasi terhadap infrastruktur yang ada, termasuk sistem drainase dan tanggul, untuk mencegah terjadinya banjir serupa di masa mendatang. Edukasi kepada masyarakat tentang cara menghadapi bencana dan pentingnya menjaga lingkungan juga perlu ditingkatkan.

Banjir rob yang melanda Pekalongan dan daerah sekitarnya menjadi sorotan publik dan menunjukkan betapa rentannya masyarakat terhadap bencana alam. Dengan adanya penanganan yang cepat dan tepat, diharapkan masyarakat yang terdampak dapat segera pulih dan kembali menjalani aktivitas sehari-hari.

Pihak berwenang diharapkan dapat terus berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk memastikan bahwa bantuan yang diperlukan dapat segera disalurkan. Selain itu, penting bagi masyarakat untuk tetap waspada dan siap menghadapi kemungkinan bencana di masa depan.